“Pasti Selesai: Rahasia Tenang Menghadapi Ujian”
Kalau kita merenungi hidup, hampir tidak ada satu pun manusia yang lepas dari masalah. Ada yang diuji dengan ekonomi, ada yang diuji dengan keluarga, ada pula yang diuji dengan hati. Namun, tahukah kita, sejatinya masalah itu bukan hukuman, melainkan latihan jiwa.
Allah menurunkan surat Al-Insyirah setelah surat Adh-Dhuha. Kenapa? Karena manusia kadang kalau dapat satu masalah, pikirannya gelap. Seakan-akan tidak ada cahaya, tidak ada jalan keluar. Padahal, Allah ingin mengingatkan: fa inna ma‘al ‘usri yusrā — sungguh, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Artinya: masalah bukan akhir, justru ia adalah tanda bahwa pertolongan Allah sedang menunggu.
Mari kita lihat ke belakang. Berapa banyak masalah yang dulu pernah kita hadapi? Ada yang dulu kita kira berat sekali, tapi ternyata Allah sudah selesaikan semua itu. Maka yakinlah, kalau ribuan masalah yang lalu saja bisa selesai, yang sekarang pun pasti Allah beri jalan.
Masalah itu ibarat ujian naik kelas. Kalau tidak ada ujian, kita akan tetap di kelas yang sama. Dengan ujian, Allah ingin menaikkan derajat kita. Bukankah Allah sudah tegaskan dalam Qur’an: Am ḥasibtum an tadkhulū al-jannah… — apakah kalian mengira akan masuk surga tanpa melalui ujian seperti yang dialami orang-orang sebelum kalian? Jadi, ujian itu bukan penghalang, tapi tiket menuju keberhasilan.
Namun jamaah sekalian, menghadapi ujian bukan berarti hanya duduk pasrah. Ada tahapannya: pertama, tenangkan hati. Jangan biarkan kepanikan membuka celah bagi setan. Kedua, syukuri nikmat yang sudah ada. Jangan sampai satu masalah kecil menutup mata kita dari ribuan nikmat yang Allah beri. Ketiga, bangun keyakinan: “Pasti selesai.” Kata-kata sederhana ini, kalau keluar dari hati yang yakin, bisa menguatkan jiwa. Lalu yang terakhir: ikhtiar dengan strategi, dengan kerja nyata.
Maka dari itu, mari kita jadikan setiap masalah sebagai peluang. Peluang untuk naik kelas, peluang untuk lebih dekat kepada Allah, peluang untuk lebih peduli kepada sesama. Dan jangan lupa, semua ilmu yang kita pelajari, semua rezeki yang kita usahakan, semua tenaga yang kita keluarkan — arahkan juga untuk kebaikan negeri. Karena cinta tanah air adalah bagian dari iman.
Sumber : kajian ustadz adi hidayat
Comments
Post a Comment